Rabu, 25 Mei 2016

KUTULISKAN SEDIKIT UNTUKMU SAYANGKU . . . .
 
sayangku....

melalui tulisan ini, aku ingin mengungkapkan apa yang tidak bisa aku utarakan dengan kata-kata.

Banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu, tentang kita.

Pertama yang ingin aku ucapkan adalah selamat. Selamat karena Allah telah memberi amanat kepadamu untuk menjagaku:)

 
Sayangku ...
Tahukah kamu betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang didapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu.
 

Calon Imamku…

sungguh aku tidak bermaksud untuk memintamu hanya sekedar menjadi imam atau menjadi tulang punggung keluarga. Kalau niatku hidup denganmu hanya untuk itu, kurasa ada yang salah denganku. Karena aku tak perlu repot-repot hidup denganmu jika aku hanya menginginkan kekayaan. Namun tahukah engkau? aku membutuhkanmu sebagai pengarahku untuk menyeberangi dunia ini, dan akhirat (nanti). Karena perwakilan yang Allah kirim melalui kedua orangtuaku, kini berpindah di tanganmu. Bahkan kau adalah kelak satu-satunya jalan yang dapat membukakan pintu surga untukku, istrimu.

hah

 
Sayangku. . .. .

tak perlu takut ketika kau berada dalam kesusahan (nanti). Aku tak akan pernah sekalipun meninggalkanmu, asalkan kau juga tak pergi meninggalkanku. Mungkin kau menerka, apakah seandainya kau terjatuh suatu hari nanti, aku akan menuntutmu dan pergi begitu saja? kau salah! aku bukan wanita seperti itu yang dengan tega membiarkan lelakiku berjuang sendiri.
 

Sayangku…
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun (nanti), setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.

Sayangku ....

Ketika (nanti) telah lahir buah cinta dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.
Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu (nanti).

 
sayangku . . . .
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahami dirimu. 
 
tahukah kamu sayangku,
 mengapa aku meneteskan airmata, saat jemariku menari di atas keyboard aku membayangkan ketika (nanti) allah meridhoi dan menyatukan kita menjadi pasangan yang halal, aku membayangkan bagaimana nanti kita mencari pahala bersama dan aku membayangkan bagaimana setiap apa yang kita lakukan bersama nanti akan bernilai pahala. keindahan itu yang membuat air mataku mengalir. 
Sayangku calon suamiku . . .

Hidup ini indah bila engkau selalu hadir di sisiku setiap waktu, hingga aku hembuskan nafas yg terakhir 

Yang selalu mencintaimu

                                                                                                                 Calon Isterimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar